Apa Itu Merger Dan Akuisisi Dengan Contoh Perusahaannya

Merger dan akuisisi adalah dua bentuk strategi bisnis yang sering digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan ukuran atau keuntungan mereka. Artikel ini akan menjelaskan pengertian, jenis, serta beberapa contoh kongkret dari bagaimana merger dan akuisisi terjadi serta dampaknya.

Apa Itu Merger Dan Akuisisi Dengan Contoh Perusahaannya

Definisi: Merger dan Akuisisi

Merger dan akuisisi, atau sering disingkat M&A (Merger and Acquisitions) adalah istilah dalam dunia bisnis dan keuangan yang menggambarkan proses penggabungan atau pembelian perusahaan. Meski sering digunakan secara bergantian, keduanya memiliki arti yang sedikit berbeda.

Merger adalah proses penggabungan dua perusahaan atau lebih menjadi satu entitas bisnis yang baru. Biasanya, merger terjadi antara dua perusahaan yang sebanding ukuran dan kekuatannya. Tujuan utama dari merger adalah untuk mencapai pertumbuhan bisnis, meningkatkan pangsa pasar, diversifikasi produk atau layanan, atau meraih efisiensi skala.

Sementara itu, akuisisi merujuk pada proses pembelian sebagian atau keseluruhan saham perusahaan oleh perusahaan lain, dengan tujuan mengendalikan perusahaan yang dibeli. Dalam akuisisi, perusahaan pembeli akan memiliki kontrol penuh atas perusahaan target, termasuk aset dan kewajibannya.

Jenis Merger dan Akuisisi

Merger dan akuisisi dapat digolongkan menjadi beberapa jenis berdasarkan tujuan bisnis dan kondisi pasar.

Pada merger horisontal, dua perusahaan yang beroperasi dalam industri dan pasar yang sama bergabung. Tujuannya biasanya untuk mencapai sinergi dan memperluas pangsa pasar. Contoh dari merger horisontal adalah penggabungan antara perusahaan teknologi HP dan Compaq pada 2002.

Merger vertikal terjadi ketika dua perusahaan yang beroperasi dalam rantai produksi yang sama namun tingkatannya berbeda, bergabung. Sebagai contoh, perusahaan pertambangan tembaga yang bergabung dengan perusahaan kawat tembaga.

Merger konglomerat menunjuk pada penggabungan dua perusahaan dengan lini bisnis yang berbeda sama sekali. Misalnya, perusahaan makanan cepat saji Mc Donald’s merger dengan perusahaan tekstil.

Lalu, ada akuisisi aset dan akuisisi saham. Akuisisi aset adalah ketika perusahaan pembeli membeli aset perusahaan target. Sedangkan, pada akuisisi saham, perusahaan pembeli membeli mayoritas saham perusahaan target, sehingga memiliki kontrol penuh atas perusahaan tersebut.

Contoh Merger dan Akuisisi

Satu contoh yang mungkin paling dikenal dari merger dan akuisisi adalah Facebook dan Instagram. Pada 2012, Facebook membeli Instagram seharga $1 miliar. Tujuannya adalah untuk memegang kendali atas platform media sosial yang tengah tumbuh pesat dan memperluas pangsa pasarnya.

Selain itu, salah satu contoh merger vertikal adalah antara Disney dan Pixar. Pada tahun 2006, Disney mengakuisisi Pixar seharga $7,4 miliar. Kesepakatan ini menggabungkan dua produsen film animasi, yang memungkinkan Disney untuk meraih teknologi canggih dari Pixar dan memperkuat lini film animasi mereka.

Perusahaan raksasa teknologi seperti Google dan Apple juga sering melakukan akuisisi. Google, misalnya, pada 2011 mengakuisisi Motorola Mobility seharga $12,5 miliar. Hal ini dilakukan sebagai upaya Google untuk memperluas bisnisnya di industri perangkat keras seluler dan memperkuat portofolio paten mereka.

Merger dan akuisisi adalah instrumen penting dalam strategi bisnis perusahaan. Dengan menggabungkan sumber daya dan keahlian, perusahaan dapat mencapai sinergi dan memperluas operasi mereka di pasar yang lebih luas. Namun, proses M&A sering kali rumit dan membutuhkan analisis mendalam, perencanaan strategis, dan pelaksanaan yang tepat untuk memastikan keberhasilannya.

Faktor Penggerak Merger dan Akuisisi

Merger dan akuisisi tidak hanya terjadi begitu saja. Ada beragam faktor yang mendorong perusahaan untuk melihat kebijakan M&A sebagai pilihan strategis untuk pertumbuhan atau peningkatan nilai bisnis. Beberapa faktor utamanya antara lain:

Penghematan biaya operasional: Dengan melakukan merger atau akuisisi, perusahaan dapat meraih efisiensi skala dan memotong biaya melalui penggabungan fungsi perusahaan dan pemangkasan overlapping posisi serta fungsi.

Penguatan pasar: Ketika dua perusahaan dengan pangsa pasar yang sama melakukan merger, mereka dapat meningkatkan pangsa pasarnya. Demikian pula, akuisisi dapat membuka pintu bagi perusahaan untuk memasuki pasar baru atau perluasan geografis.

Diversifikasi produk atau layanan: Merger dan akuisisi memungkinkan perusahaan untuk menambah portofolio produk atau layanan mereka, baik dengan memanfaatkan pengetahuan dan teknologi perusahaan yang diakuisisi atau dengan menggabungkan produk dan layanan yang saling melengkapi.

Penguatan kapabilitas atau kapasitas: Fusi dan akuisisi juga bisa menjadi solusi cepat untuk meningkatkan kapabilitas atau kapasitas suatu perusahaan. Misalnya, perusahaan teknologi bisa membeli start-up yang memiliki teknologi canggih sehingga perusahaan tersebut langsung memiliki teknologi tanpa harus menghabiskan waktu dan biaya untuk penelitian dan pengembangan.

Sebagai contoh, pada 2019, produsen pesawat Boeing membeli perusahaan teknologi pesawat terbang otomatis Aurora Flight Sciences. Akuisisi ini memungkinkan Boeing untuk mempercepat rencana mereka dalam pengembangan teknologi pesawat tanpa awak, sekaligus memperkuat inovasi dan kapabilitas teknologi perusahaan.

Tantangan dalam Merger dan Akuisisi

Namun, meski memiliki berbagai manfaat, merger dan akuisisi juga membawa tantangan tersendiri. Beberapa tantangan yang harus dihadapi antara lain:

Integrasi budaya organisasi: Ketika dua perusahaan bergabung, mereka perlu memadukan dua budaya kerja yang berbeda. Faktor ini memainkan peran kunci dalam keberhasilan integrasi dan retensi karyawan.

Proses transisi dan integrasi: Transisi dan integrasi pasca-akuisisi atau merger bisa menjadi tugas yang cukup rumit. Hal ini melibatkan penyesuaian sistem dan prosedur kerja, pengaturan struktur organisasi baru, hingga manajemen sumber daya manusia.

Evaluasi nilai perusahaan: Penilaian nilai perusahaan yang ingin diakuisisi atau bergabung adalah tugas yang krusial. Hal ini melibatkan peninjauan mendalam atas laporan finansial, aset dan liabilitas, hingga potensi pasar.

Persetujuan regulator dan hambatan legal: Proses merger dan akuisisi membutuhkan persetujuan dari regulator bisnis dan hukum. Selain itu, ada juga potensi hambatan antitrust dan kompetisi dalam proses ini.

Strategi Sukses dalam Merger dan Akuisisi

Merger dan akuisisi memerlukan strategi yang baik untuk menjamin keberhasilannya. Beberapa strategi yang dapat diterapkan antara lain:

Perencanaan yang matang: Perencanaan yang matang dan teliti sangat penting dalam setiap proses merger dan akuisisi. Seluruh aspek seperti struktur organisasi, integrasi sistem dan budaya, hingga strategi bisnis pasca-akuisisi atau merger harus dipertimbangkan dan direncanakan dengan baik.

Dukungan dari pemangku kepentingan: Dukungan dari pemangku kepentingan, baik intern maupun ekstern, sangat penting dalam menjamin keberhasilan proses merger atau akuisisi. Termasuk di dalamnya adalah stakeholder, karyawan, pelanggan, dan pihak lain yang terkait.

Sistem evaluasi dan monitoring yang efektif: Sistem evaluasi dan monitoring yang efektif dapat membantu perusahaan memantau perkembangan pasca-merger atau akuisisi dan memastikan bahwa tujuan serta target dari proses fusion atau akuisisi dapat tercapai.

Secara keseluruhan, proses merger dan akuisisi bisa menjadi strategi bisnis yang efektif jika dilakukan dengan benar dan strategis. Kendati demikian, perlu diingat bahwa setiap proses ini memiliki risiko dan tantangan tersendiri. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk melakukan penilaian dan perencanaan mendalam, serta melibatkan berbagai pihak yang berkompeten dan berpengalaman dalam proses ini.

Bagikan:

Tinggalkan komentar