Analisis Kode Saham Bank Aladin

Apa itu Bank Aladin?

Bank Aladin adalah salah satu bank syariah di Indonesia yang beroperasi dengan prinsip syariah dan berbasis digital. Bank ini memiliki kode saham BANK di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan tergolong sebagai bank kecil dengan total aset kurang dari Rp 5 triliun.

Bank ini didirikan pada tahun 1994 dengan nama Maybank Nusa International dan mengalami beberapa kali perubahan nama dan kepemilikan sebelum akhirnya menjadi Bank Aladin pada tahun 2019.

Menebak Arah Bank Aladin (BANK) Setelah Penjelasan Induk Shopee

Bank Aladin memiliki visi untuk menjadi bank syariah digital terdepan di Indonesia yang memberikan layanan perbankan yang mudah, cepat, aman, dan sesuai dengan prinsip syariah. Bank ini menawarkan berbagai produk dan layanan perbankan syariah, seperti tabungan, giro, deposito, pembiayaan, transfer, pembayaran, pembelian, dan lain-lain.

Bank ini juga menjalin kerjasama dengan pelaku industri di berbagai sektor, khususnya UMKM, untuk mendukung pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia.

Bagaimana Kinerja Saham Bank Aladin?

Saham Bank Aladin mulai diperdagangkan di BEI pada tanggal 1 Februari 2021 dengan harga penawaran umum perdana saham Rp 103 per saham. Saham ini termasuk dalam kategori saham syariah dan masuk dalam indeks IDXSMC-COM, IDXFINANCE, dan ISSI. Saham ini memiliki jumlah saham beredar sebanyak 4,8 miliar lembar dengan nilai kapitalisasi pasar sekitar Rp 5,3 triliun per 15 Juni 20224.

Saham Bank Aladin memiliki fluktuasi yang cukup tinggi sejak awal perdagangan. Saham ini sempat mencapai harga tertinggi Rp 1.130 per saham pada 6 November 2021 dan harga terendah Rp 1.000 per saham pada 3 November 2021. Saham ini juga mengalami beberapa kali kenaikan dan penurunan yang signifikan dalam sehari. Saham ini ditutup pada harga Rp 1.100 per saham pada 15 Juni 2022 dengan kenaikan 3,2% dari harga penutupan sebelumnya.

Kinerja saham Bank Aladin dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Faktor internal meliputi kinerja keuangan, strategi bisnis, inovasi produk, dan corporate action. Faktor eksternal meliputi kondisi makroekonomi, persaingan industri, regulasi pemerintah, dan sentimen pasar. Berikut adalah beberapa faktor yang berpengaruh terhadap kinerja saham Bank Aladin:

  • Kinerja keuangan: Bank Aladin masih membukukan rugi bersih sebesar Rp 145,73 miliar hingga kuartal III 2021. Rugi ini turun 0,46% secara tahunan dari rugi bersih kuartal III 2020 yang mencapai Rp 146,41 miliar. Penyebab rugi ini antara lain adalah rendahnya pendapatan bunga, tingginya biaya operasional, dan besarnya cadangan kerugian penurunan nilai. Namun, Bank Aladin juga mencatatkan peningkatan penyaluran pembiayaan sebesar 29,7% secara tahunan menjadi Rp 2,5 triliun hingga September 2021. Pembiayaan ini sebagian besar diberikan kepada sektor perdagangan, jasa, dan industri6.
  • Strategi bisnis: Bank Aladin memiliki strategi bisnis untuk menjadi bank syariah digital terdepan di Indonesia dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Bank ini berfokus pada segmen pasar ritel dan UMKM dengan menawarkan produk dan layanan perbankan yang mudah, cepat, aman, dan sesuai dengan prinsip syariah. Bank ini juga berupaya untuk meningkatkan kualitas layanan, loyalitas nasabah, dan efisiensi operasional dengan mengembangkan aplikasi Aladin yang dapat diakses melalui smartphone3.
  • Inovasi produk: Bank Aladin terus berinovasi untuk menghadirkan produk dan layanan perbankan syariah yang sesuai dengan kebutuhan dan preferensi nasabah. Beberapa produk dan layanan yang diluncurkan oleh Bank Aladin antara lain adalah Aladin Pay, Aladin Invest, Aladin Zakat, Aladin Hajj, dan Aladin Gold. Aladin Pay adalah layanan pembayaran digital yang dapat digunakan untuk berbagai transaksi, seperti belanja online, bayar tagihan, isi pulsa, dan lain-lain. Aladin Invest adalah layanan investasi syariah yang menawarkan berbagai pilihan produk, seperti reksa dana, sukuk, saham, dan emas. Aladin Zakat adalah layanan zakat digital yang dapat digunakan untuk menghitung dan membayar zakat secara online. Aladin Hajj adalah layanan haji digital yang dapat digunakan untuk mendaftar dan membayar biaya haji secara online. Aladin Gold adalah layanan emas digital yang dapat digunakan untuk membeli dan menjual emas secara online.
  • Corporate action: Bank Aladin melakukan beberapa corporate action untuk meningkatkan modal, likuiditas, dan kinerja saham. Beberapa corporate action yang dilakukan oleh Bank Aladin antara lain adalah rights issue, stock split, dan dividen. Rights issue adalah penawaran saham baru kepada pemegang saham lama dengan harga yang lebih rendah dari harga pasar. Bank Aladin melakukan rights issue sebanyak dua kali pada tahun 2021 dengan rasio 1:1 dan harga Rp 500 per saham. Stock split adalah pemecahan saham menjadi saham dengan nilai nominal yang lebih kecil. Bank Aladin melakukan stock split sebanyak satu kali pada tahun 2021 dengan rasio 1:10. Dividen adalah pembagian laba kepada pemegang saham. Bank Aladin belum pernah membayar dividen karena masih rugi.
  • Kondisi makroekonomi: Kondisi makroekonomi berpengaruh terhadap kinerja saham Bank Aladin karena mempengaruhi permintaan dan penawaran kredit, tingkat suku bunga, nilai tukar, inflasi, dan pertumbuhan ekonomi. Kondisi makroekonomi Indonesia pada tahun 2021 dan 2022 mengalami perbaikan setelah terdampak pandemi Covid-19 pada tahun 2020. Pemerintah dan Bank Indonesia melakukan berbagai kebijakan stimulus fiskal dan moneter untuk mendorong pemulihan ekonomi. Beberapa indikator makroekonomi yang menunjukkan perbaikan antara lain adalah pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) yang positif, inflasi yang terkendali, nilai tukar rupiah yang stabil, dan defisit anggaran yang menurun.
  • Persaingan industri: Persaingan industri berpengaruh terhadap kinerja saham Bank Aladin karena mempengaruhi pangsa pasar, margin, dan diferensiasi produk. Industri perbankan syariah di Indonesia mengalami perkembangan yang pesat seiring dengan meningkatnya kesadaran dan preferensi masyarakat terhadap produk dan layanan perbankan syariah. Jumlah bank syariah di Indonesia mencapai 14 bank umum syariah, 20 unit usaha syariah, dan 163 bank perkreditan rakyat syariah per September 2021. Total aset perbankan syariah di Indonesia mencapai Rp 623,8 triliun atau 6,8% dari total aset perbankan nasional per September 2021. Bank Aladin berada di peringkat ke-11 dari 14 bank umum syariah berdasarkan total aset per September 2021.

Terimakasih telah berkunjung di web Cekoncom.com

Bagikan:

Tinggalkan komentar