Sebuah Masjid Yang Dibangun Di Damaskus Pada Masa Walid Bin Abdul Malik Merupakan Hasil Karya Arsitek Terkenal Tokoh Tersebut Yang Bernama. Masjid adalah salah satu bangunan yang paling penting dan sakral dalam Islam. Masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat kegiatan sosial, pendidikan, dan budaya bagi umat Islam. Masjid juga menjadi simbol keagungan dan kemuliaan Islam di berbagai belahan dunia.
Salah satu masjid yang memiliki nilai sejarah dan arsitektur yang tinggi adalah Masjid Damaskus, yang terletak di ibu kota Suriah. Masjid ini dibangun pada masa pemerintahan Khalifah Walid bin Abdul Malik dari Dinasti Umayyah, dan merupakan hasil karya arsitek terkenal yang bernama Abu Ubaidah bin Jarrah. Siapakah Abu Ubaidah bin Jarrah dan bagaimana kisah pembangunan Masjid Damaskus? Mari kita simak ulasan berikut ini.
Abu Ubaidah bin Jarrah: Sahabat dan Arsitek Nabi
Abu Ubaidah bin Jarrah adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang termasuk dalam sepuluh orang yang dijamin masuk surga (al-ashara al-mubashshirin bi al-jannah). Ia juga merupakan salah satu dari enam orang yang dipilih oleh Umar bin Khattab untuk menjadi khalifah setelahnya. Abu Ubaidah lahir di Mekkah pada tahun 583 Masehi, dan masuk Islam melalui perantara Abu Bakar Ash-Shiddiq di masa-masa awal Islam sebelum Nabi Muhammad SAW masuk Darul Arqam. Ia adalah sahabat Nabi Muhammad SAW dari kaum Muhajirin dan tercatat sejarah sebagai salah satu manusia yang paling awal mengakui keislamannya (Assabiquunal Awwaluun).
Abu Ubaidah merupakan orang yang berhijrah kedua menuju Habasyah, kemudian kembali untuk berdiri di samping Nabi Muhammad SAW dalam Perang Badar. Ia mengikuti peperangan seluruhnya, kemudian melanjutkan berbagai peperangan bersama Abu Bakar Ash-Shiddiq dan Umar bin Khattab. Abu Ubaidah dikenal sebagai sosok yang berani, jujur, zuhud, dan tawadhu. Ia juga memiliki kecerdasan dan keahlian dalam bidang militer, politik, dan arsitektur. Ia pernah menjadi panglima pasukan Muslim dalam penaklukan Syam, dan menjadi gubernur Syam pada masa pemerintahan Umar bin Khattab. Ia wafat pada tahun 639 Masehi karena wabah penyakit di Syam.
Selain kepiawaiannya dalam bertarung, Abu Ubaidah juga dikenal sebagai arsitek, ia memiliki darah seni yang bagus. Ia merupakan sosok arsitek terkenal hal itu dibuktikan dengan hasil karyanya yang membangun masjid di Damaskus. Masjid Damaskus tersebut dikenal juga dengan nama Masjid Umayyah, Masjid Umawi, atau Masjid Agung Damaskus. Masjid ini disebutkan sebagai salah satu bangunan yang paling mengagumkan yang diwariskan oleh peradaban Islam. Bahkan hingga sampai saat ini, masjid tersebut masih berdiri kokoh dan menjadi salah satu situs sejarah yang penting.
Masjid Damaskus: Simbol Kebesaran Arsitektur Islam
Masjid Damaskus dibangun pada masa pemerintahan Khalifah Al-Walid bin Abdul Malik atau bisa juga disebut sebagai Al-Walid I). Al-Walid adalah khalifah keenam dari Dinasti Umayyah, yang memerintah dari tahun 705 hingga 715 Masehi. Al-Walid memiliki kecintaan yang besar terhadap dunia arsitektur, dan proyek pembangunan masjid ini menjadi salah satu manifestasi nyata dari kegemarannya tersebut 3.
Menurut sejarah, Masjid Agung Damaskus ini awalnya merupakan bangunan Basilika Kristen St. Yohanes Pembaptis, yang kemudian diubah menjadi masjid oleh Abu Ubaidah bin Jarrah, arsiteknya. Proses pembangunan Masjid Damaskus memakan waktu cukup lama dan menghabiskan dana dari tujuh tahun hasil pajak negara. Namun, ketekunan dan komitmen Al-Walid bin Abdul Malik dan Abu Ubaidah bin Jarrah menghasilkan sebuah struktur megah yang memukau, mengundang kritik dari masyarakat sekitar, namun juga mendapat pujian dari banyak orang karena keindahan dan kebesarannya.
Masjid Damaskus memiliki luas sekitar 15.000 meter persegi, dan dapat menampung hingga 20.000 jamaah. Masjid ini memiliki tiga halaman utama, yaitu halaman barat, halaman timur, dan halaman utara. Halaman barat adalah tempat masuk utama, yang memiliki pintu gerbang yang indah dan megah. Halaman timur adalah tempat shalat, yang memiliki empat mihrab dan tiga kubah. Halaman utara adalah tempat makam St. Yohanes Pembaptis, yang dihormati oleh umat Islam dan Kristen. Masjid ini juga memiliki empat menara, yaitu menara barat, menara timur, menara utara, dan menara selatan. Menara-menara ini memiliki fungsi sebagai tempat azan, tempat pengawas, dan tempat pemandangan 4.
Masjid Damaskus memiliki gaya arsitektur yang unik dan menarik. Masjid ini menggabungkan unsur-unsur arsitektur Romawi, Bizantium, dan Islam. Masjid ini menggunakan batu, bata, marmer, mozaik, dan kayu sebagai bahan bangunannya. Masjid ini juga memiliki hiasan-hiasan yang indah dan artistik, seperti kaligrafi, geometri, bunga, dan tumbuhan. Masjid ini juga memiliki warna-warna yang cerah dan harmonis, seperti biru, hijau, kuning, dan merah. Masjid ini menjadi salah satu contoh terbaik dari arsitektur Islam pada masa Dinasti Umayyah 4.
Kesimpulan
Masjid Damaskus adalah salah satu masjid yang memiliki nilai sejarah dan arsitektur yang tinggi. Masjid ini dibangun pada masa pemerintahan Khalifah Al-Walid bin Abdul Malik dari Dinasti Umayyah, dan merupakan hasil karya arsitek terkenal yang bernama Abu Ubaidah bin Jarrah. Masjid ini menjadi simbol keagungan dan kemuliaan Islam di dunia, dan menjadi salah satu warisan budaya yang penting.
Masjid ini juga menjadi saksi bisu dari perjalanan sejarah Islam, yang mengalami berbagai peristiwa, seperti penaklukan, perang, pembantaian, penjarahan, pemugaran, dan restorasi. Masjid ini tetap berdiri kokoh hingga saat ini, dan menjadi tempat ibadah dan wisata bagi umat Islam dan non-Muslim.
Demikian artikel blog yang saya buat tentang topik [Sebuah Masjid Yang Dibangun Di Damaskus Pada Masa Walid Bin Abdul Malik Merupakan Hasil Karya Arsitek Terkenal Tokoh Tersebut Yang Bernama]. Semoga artikel ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat dan menambah wawasan Anda. Terima kasih telah membaca artikel ini. Wassalamualaikum wr. wb.